Burisrawa Gugur
Sementara itu, dimedan laga Tegal Kurusetra,Buriswara dan Setyaki berjanji akan bertemu di Medan Kurusetra. Kini terlihat mereka saling melampiaskan dendam lama sejak terjadinya perkelahian di Alun Alun Istana Astina. Waktu itu Setyaki merasa marah, karena tanpa sebab, ia menjadi bulan bulanan Burisrawa, ia di pukul, di tendang dan diseret-seret seperti hewan. Sedangkan Burisrawa jengkel sekali, melihat Setyaki enak enakan tidur diatas kereta kencana, dan kelihatan tidak sopan, apalagi bukan di negerinya. maka perlu diajar. Sekarang mereka terlibat saling pukul,saling jambak dan saling tendang, Mereka berkelahi antara hidup dan mati. Ternyata kekuatan Burisrawa lebih kuat daripada Setyaki. Setyaki dipukul dengan keras, sehingga jatuh ketanah, pingsan, tidak bisa bergerak lagi. Tiba tiba Burisrawa menarik pedangnya, dan bermaksud menghabisi Setyaki.
Sementara itu Prabu Kresna dan Arjuna ada di daerah sekitar pergulatan antara hidup dan mati Setyaki dan Burisrawa. Akhirnya Prabu Kresna minta Arjuna untuk memberikan peringatan pada Burisrawa, karena lawan yang sudah tidak berdaya, mengapa mau dibunuh juga.
Arjuna dengan cepat menarik panah, dan Panah Arjuna akhirnya mengenai pedang Burisrawa. Sehingga pedang yang akan di sabetkan pada Setyaki jatuh terlepas dari tangan Burisrawa
Burisrawa marah, Arjuna dianggapnya berbuat curang, Arjuna memperingatkan, kalau musuh sudah tidak berdaya tidak boleh dibunuh. Perbuatan Burisrawa, melanggar ketentuan perang. Ketika Burisrawa kelihatan lengah,kesempatan baik bagi Setyaki yang telah siuman , untuk membunuh Burisrawa, pedang yang jatuh tak jauh darinya, diambilnya, lalu disabetkan berkali-kali ke tubuh Burisrawa, hingga tewas. Gugurlah Burisrawa***
S e l e s a i.